Monday, July 22, 2013

Radang Usus Buntu Bisa Disebabkan Polusi Udara

Radang usus buntu biasanya terjadi akibat penyumbatan sisa makanan atau kotoran yang mengeras dan terjebak di dalam usus buntu maupun infeksi tertentu. Tapi uniknya baru-baru ini sebuah studi baru menemukan bahwa tingginya tingkat polusi juga mempengaruhi risiko radang usus buntu seseorang. Kok bisa?

Tim peneliti dari University of Calgary, Kanada menemukan bahwa risiko radang usus buntu seseorang bisa meningkat hingga 22 persen untuk setiap kenaikan kadar ozon akibat polusi sebesar 16 ppb (part-per-billion) selama seminggu. 0 ppb menunjukkan kualitas udara yang baik sedangkan 300 ppb memperlihatkan indeks kualitas udara yang 'sangat tidak menyehatkan'.

"Temuan ini berarti peningkatan risikonya signifikan tapi tak terlalu menonjol. Besarnya efek sendiri menunjukkan bahwa polusi udara bukanlah satu-satunya faktor, meski mungkin ini adalah salah satu penyebabnya," tandas peneliti Dr. Gilaad Kaplan, seorang pakar gastroenterologi dari University of Calgary seperti dilansir Livescience, Jumat (19/7/2013).

Peneliti memperoleh kesimpulan tersebut setelah mengamati lebih dari 35.000 pasien yang diopname akibat appendicitis atau radang usus buntu di 12 kota di Kanada antara tahun 2004-2008. Pasien rata-rata berusia 30 tahun saat memperoleh diagnosis.

Kemudian peneliti menghitung konsentrasi ozon rata-rata di setiap kota selama seminggu sebelum masing-masing pasien diopname di rumah sakit akibat appendicitis. Peneliti memperhatikan sejumlah sumber ozon seperti pembakaran bahan bakar fosil (minyak dan batu bara), pembangkit listik hingga aktivitas industri yang diketahui berkontribusi terhadap kadar polusi udara.

Meski peneliti mengakui jika faktor risiko appendicitis seperti usia dan jenis kelamin terbukti benar (radang usus buntu lebih sering ditemukan pada pria muda), tapi peneliti tak dapat mengatakan apakah ada faktor lain yang mungkin mempengaruhi temuan mereka.

Pasalnya peneliti hanya mengukur kadar ozon berdasarkan lokasi partisipan, padahal orang-orang bisa saja terpapar lebih banyak atau lebih sedikit polusi akibat kebiasaan, pola perjalanan dan banyaknya waktu yang mereka habiskan di luar ruangan setiap harinya.

Selain itu, peneliti mengaku tak dapat menjelaskan bagaimana polusi udara dapat meningkatkan risiko radang usus buntu. Mereka hanya menduga paparan polusi udara dapat meningkatkan kondisi peradangan pada orang-orang yang mungkin sudah mulai mengidap appendicitis.

Sebuah studi pada tikus pun menunjukkan polusi udara dapat mengubah kadar mikroba di dalam usus yang membantu menjaga kesehatan usus, sehingga saluran pencernaan menjadi lebih rentan terkena infeksi.


Sumber: Detik.com

No comments:

Post a Comment